Ku selalu mengingatmu, meski ku tahu itu menyakitkan..
Ku buka handphone ku, tak ada lagi kamu yang selalu memenuhi inbox-ku,
tak ada lagi ucapan selamat pagi dan selamat tidur untukku. Tak ada lagi
canda tawamu yang selalu mengiriku dalam kebahagiaan, tak ada lagi
leluconmu yang membuatku tartawa. Tak ada lagi tatapan yang membuat
jantungku berdebar dan menyejukkan hati. Tak ada lagi genggaman tanganmu
yang selalu membuatku kuat akan setiap masalah yang menghampiriku. Tak
ada lagi pelukanmu yang membuatku tentram dan merasa aman dekat
denganmu. Kini, sekarang ada sesuatu yang hilang, tak sama seperti dulu.
Aku berharap hari-hariku bisa berjalan dengan mulus seperti biasanya.,
walau tak ada kamu disampingku. Kini, aku mencoba menjalani semua
aktivitasku seperti biasa. Dan aku bisa menjalani itu semua walau hatiku
terasa kosong, hampa tanpa ada dirimu yang menemaniku setiap harinya.
Tapi, aku harus tetap tegar dengan semua ini. Setelah kepergianmu, aku
menyadari betapa aku mencintaimu. Setelah kepergianmu, kamu merampas
semua cinta dan kebahagiaan yang kupunya, melarikan ke tempat asing yang
justru tak tahu dimana keberadaannya. Siksaanmu begitu besar untukku,
dan aku terlalu lemah untuk mendapatkan cobaan ini, aku begitu lemah
untuk mendapatkan goresan luka di benakku yang semakin hari semakin
bertambah.
Diposkan oleh
Uun Nurdiyanto
Antara
Daun-daun hijau
Padang lapang dan terang
Anak-anak kecil tidak bersalah, baru bisa lari-larian
Burung-burung merdu
Hujan segar dan menyembur
………………..
Kita terapit, cintaku
—-mengecil diri, kadang bisa mengisar setapak—-
Mari kita lepas, kita lepas jiwa mencari jadi merpati
Terbang
Mengenali gurun, sonder ketemu, sonder mendarat
—-the only possible non-stop flight
tidak mendapat
………..kita berbaring bulat telanjang
sehabis apa terucap di kelam tadi, kita habis kata sekarang
………..
Maka cintaku sayang, kucoba menjabat tanganmu
Mendekap wajahmu yang asing, meraih bibirmu di baalik rupa
Kau terlompat dari ranjang, lari ke tingkap yang
Masih mengandung kabut, dan kau lihat di sana……..
Daun-daun hijau
Padang lapang dan terang
Anak-anak kecil tidak bersalah, baru bisa lari-larian
Burung-burung merdu
Hujan segar dan menyembur
………………..
Kita terapit, cintaku
—-mengecil diri, kadang bisa mengisar setapak—-
Mari kita lepas, kita lepas jiwa mencari jadi merpati
Terbang
Mengenali gurun, sonder ketemu, sonder mendarat
—-the only possible non-stop flight
tidak mendapat
………..kita berbaring bulat telanjang
sehabis apa terucap di kelam tadi, kita habis kata sekarang
………..
Maka cintaku sayang, kucoba menjabat tanganmu
Mendekap wajahmu yang asing, meraih bibirmu di baalik rupa
Kau terlompat dari ranjang, lari ke tingkap yang
Masih mengandung kabut, dan kau lihat di sana……..
Diposkan oleh
Uun Nurdiyanto
Taman punya kita berdua
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain dalamnya.
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki.
Bagi kita bukan halangan.
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Kecil, penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain dalamnya.
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki.
Bagi kita bukan halangan.
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Kecil, penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia
Diposkan oleh
Uun Nurdiyanto
Mungkin aku memang lemah
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu
Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu
Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?
Diposkan oleh
Uun Nurdiyanto
Hari hari berlalu
Siang pun telah berganti malam
Berabad-abad sudah berlalu
namun namamu masih melekat di hatiku
tak pernah aku bertemu atau berjumpa denganmu
tak pernah aku melihat langsung dakwahmu
namun sinar cahaya itu mampu menebus zaman dan ruang
menembus perbedaan di antara seluruh umat manusia
cahaya itu tak pernah redup sampai akhir zaman
Ya Nabi,Ya Rasulullah
begitu agung namamu
Siang pun telah berganti malam
Berabad-abad sudah berlalu
namun namamu masih melekat di hatiku
tak pernah aku bertemu atau berjumpa denganmu
tak pernah aku melihat langsung dakwahmu
namun sinar cahaya itu mampu menebus zaman dan ruang
menembus perbedaan di antara seluruh umat manusia
cahaya itu tak pernah redup sampai akhir zaman
Ya Nabi,Ya Rasulullah
begitu agung namamu
Diposkan oleh
Uun Nurdiyanto
Tak mampu kubuang meski tak mampu juga kudapatkan
Tak kuasa kutepiskan meski tak mampu jua kumiliki
Dan akupun tak ingin mengganggu jiwamu,
dengan kalimat rindu yang terus kulukis dalam dinding siang dan malamku
Maka ma'afkan aku
Mencintai dan merinduimu yang tak bisa penuhi inginku.
Dan biar kusimpan dambaku
Selamanya hingga waktu menyentuh kalbuku
Selaras asa yang kupunya.
Tak kuasa kutepiskan meski tak mampu jua kumiliki
Dan akupun tak ingin mengganggu jiwamu,
dengan kalimat rindu yang terus kulukis dalam dinding siang dan malamku
Maka ma'afkan aku
Mencintai dan merinduimu yang tak bisa penuhi inginku.
Dan biar kusimpan dambaku
Selamanya hingga waktu menyentuh kalbuku
Selaras asa yang kupunya.
Cerita Kita. Diberdayakan oleh Blogger.