Surat Untuk Naomi

Untuk sahabatku Naomi,,

   Saat kau baca surat ini, mungkin aku sudah tidak ada di kota ini lagi. Aku mendapatkan tugas mengajar ke pedalaman papua. Karna kau tau sendiri kan, bahwa menjadi guru adalah salah satu impianku. maaf kawan aku tak pernah memberitahumu bahwa aku di terima sebagai guru, dan untuk tugas pertamaku aku di tugaskan di pedalam papua, dan aku juga tak sempat berpamitan denganmu.

   Tenang kawan sejauh apapun jarak kita, aku tak akan pernah melupakanmu. karna kaulah kawan terbaikku. dari sekian banyak hal yang kau tau, ada satu hal yang tidak pernah ku beritahukan padamu tentang diriku. Yaitu perasaanku, iya... perasaanku padamu.


   Sejak saat itu, pertama kita masuk kuliah. aku menjadi mahasiswa pertama yang terlambat masuk kuliah. hehe.. :D Sekilas aku melihat dirimu seperti ada perasaan berbeda dalam diri ini, dengan cepat pikiran inipun menepisnya karena kurasa mungkin karna baru pertama bertemu. setelah 4 semester berlalu, perasaan seperti itu selalu ada stiapa hari. Aku merasa lebih gembira setiap melihatmu, akupun tak tau kenapa, mungkin itu semua yang di namakan cinta, cinta pada pandangan yang pertama.

   Cinta pada pandangan yang pertama, seringkali orang menyebutnya. karna aku sendiri tidak pernah percaya dengan cinta pada pandangan yang pertama karna menurutku cinta seperti itu adalah cinta karena nafsu. dan aku tak mau mencintaimu karena nafsuku.

   Kini aku mulai menyadari, bahwa memeang aku mencintaimu. Ma'af kalau selama ini ada cinta yang terpendam di antara persahabatan kita, sering kali aku ingin mengungkapkan semua perasaanku tanpa kupedulikan semua. tapi apa dayaku, setiap mulut ini ingin berbicara, lidahku terasa kelu dan menghambat semua kata yang telah ku rangkai untuk tidak keluar. Ternyata bicaraa itu susah, apalagi bicara soal perasaanku, entah apa yang mengganjal aku tak tau.

   Aku sendiri tak mau jika kau hanya menjadi pacarku, aku ingi menikahimu, aku ingin menjadikanmu halal di mata agama dan sah di mata negara. agar tidak ada dosa yang akan muncul karena kehilafan, tapi untuk saat itu kurasa terlalu dini untuk membicarakan pernikahan.akupun mengurungkan niatku untuk mengajakmu menikah, karena aku juga mendengar bahwa untuk saaat itu kau belum mau menikah.

  Tapi kurasa untuk saat ini kau sudah siap untuk menikah. dan jika kamu bersedia menikahlah denganku, jika kamu bersedia maka sepulangnya dari tugas aku akan segera melamarmu.
Aku tidak akan memaksamu untuk menjawab surat ini sekarang atau untuk menikah denganku, kuberi waktu kau berfikir sampai surat pertamaku datang dari papua.

 sabtu, 20 maret 1993.
Salam manis, dari Aku yang mencintaimu.

Sahabatmu.

Category: 0 komentar Print and PDF

0 komentar :

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan baik.

Cerita Kita. Diberdayakan oleh Blogger.